Akhirnya Menyadari bahwa kekeliuran dalam mengambil keputusan ini yg menyebabkan aku jd begini, Sebagai hukuman & peringatan atas kebodohan, logika yg jelek, dan penilaian yg buru2.
Jujur pada awalnya sy mengira bahwa S mungkin lebih baik dikarenakan dia sudah lulus kuliah dan bekerja. Dibandigkan P yg notabene anak yg dimanja oleh keluarganya.
Tetapi sy tidak menyadari tentang perjalanan hidup mereka dan latar belakang mereka sampai sekarang.
Sosial
1. P memang dari anak yg berada tapi dibiasakan jauh dari ortu jadi dia harus bisa beradaptasi. Terbukti dengan semua temen2 ku di D bisa dekat dan ngobrol dgn tanpa ada beban dan Jaim. Keluarga Balubur D pun menghormati P sebagai orang yg ramah.
2. Apalagi ibu kost sy dia selalu curhat kepada P apapun itu. Jadi memudahkan sy utuk nunggak bayaran bulanan HEHEHEHE, bahkan P sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Sereseh, dan ramah itulah dia.
3. Cti pasangan sahabat sy yg bener2 sombong, ternyata bersimpati juga dgn P bahkan sms an dan menginap di kost2an Cti kalau memang ada keperluan di kota ku dan sy tidak pernah mendengar keluhan apapun tentang P.
Dan S kalau saya perhatikan dia
1. selalu Jaim jika bertemu dengan teman ataupun orang lain.
2. S selalu santai dan kurang memperhatikan lawan bicaranya yg belum dekat sekali.
3. Bahkan di keluarga sy dia tidak bnisa blend dgn yg lain padahal sy kalau ada acara di keluarga S mati2an sy harus bisa blended.
4. Jangankan pada keluarga kepada temen sebelah konter kami pun dia tidak bisa dekat dan nilai gengsinya itu sangat besar, cth nya padahal kita sedang ngurusin konter otomatis dipinggir jalan tp dia tdk mau karena takut terlihat teman atau sodaranya. Pemikiran sy So what gtu? kita ngga buat sesuatu yg memalukan di pinggir jalan ko. Dan dia didampingi oleh pasangannya yg orang juga akan percaya akan melindunginya.
5. Ini yg membuat sy agak tidak mau membuka masalah sy kepaada dia dan berusaha slalu terlihat berjalan dgn baik. Ini yg membuat sy merasa sendiri bahkan walau ada S sekalipun karena sy tau S tidak mau dipersulit hidupnya.
Pemikiran tentang "Kita"
Berdua kita memang mempunyai kepentingan masing2 dan apa yg harus dikejar...
P berfikiran sudahlah biar sy yg maju toh kedepannya sy juga yg akan Total di mendukung sy habis2 dengan memberi semangat atau diskusi walau pun sederhana tp dia selalu menanyakan dan membuat sy ceria. Menjadikan sy yg tadinya penuh dengan masalah malah ceria dan terhibur. Apapun kesempatan yg ada dia pasti bicara kepada sy. Bahkan hal2 yg terkecil.
Sedangkan S jika sy sedang menghadapi masalah, memang dia memberi petunjuk dan arahan. TAPIII dia memberi pandangan jika sy gagal dan hal2 buruk yg akan terjadi jika sy bener2 gagal, hal ini malah membuat saya takut bahkan menambah bingung sy dalam mengambil keputusan. Ditambah lg dia sering menekankan jika something happen maka dia ngga mau tau dengan kegagalan saya.
Jadi ada stigma dimana my problem is your and your problem not mine. Ini yg membuat saya sangat terpuruk sy seperti tidak mempunyai pasangan yg dapat diajak berbagi tentang apapun karena pandangan dia menurut sy pasti akan jelek ketika saya mempunyai masalah.
Jadilah saya SENDIRI dan menghadapi semua yaa permasalahan dia dan permasalahan saya juga. Jika ada sedikit saja yg menjadi kelemahan atau kesalahan sy maka dengan cepat dia pasti akan memarahi dan membuat penilaian yg sangat buruk.
1. Pernah suatu saat ada suatu permasalahan dengan kasar dia menampar saya (dan itu pertama kalinya sy ditampat ole perempuan didepan orang lain pula
2. Ketika sy gagal atau apapun yg negatif pasti ucapan yg akan diucapkan adalah "Klo gni terus kapan nikahnya?" (Ini yg membuat muak dan memang mencari jalan pintas untuk mendapat penghasilan besar dari pada honor dan ternyata itu boomerang buat saya karena tanpa dukungan sy pada saat itu tidak mungkin bisa berbuat banyak.)
Keterbukaan
Ini yg menjadi signifikan diantara mereka berdua sangat amat berbeda :
1. P merupakan tipe terbuka dan jika tidak terbuka malah akan menjadi masalah seperti Hand Phone, teman, kegiatan atau apapun jadi apapun yg terjadi bisa di diskusikan dan bisa menjadi sesuatu yg berharga bagi KITA untuk diperbincangkan. No boundaries at all between us dan itu yg buat secara tidak langsung sy terkendali karena TUKUT tapi akhirnya sy terbiasa akan hal tersebut dan menyadari memang itu yg seharusnya fokus terhadap pasangan bukan mencari lg.
2 .S pada awalnya memang terbuka seperti P dan biasa saja tp lambat laun S menjadi tertutup dan mengatakan Privacy harus dijaga, What?? there is privacy between a couple? what You hiding from me? Awalnya saya juga memakluminya tetapi lambat laun sy pun curiga ada kalanya memanfaatkan kelengahan dia untuk membaca beberapa sms/bb di HP nya dan memang ada percakapan dengan co lain tentang curhat lah atau semacamnya, so apa gunanya saya dihadapannya/apa karena saya banyak masalah trus buat dia pusing sehingga harus curhat ke co / ce laen?
Pada akhirnya sy sadar bahwa
1. Dia / saya pun terlalu cepat dlm mengambil keputusan untuk bersama. Dia sedang rapuh dan saya memang sedang mencari pendamping yg "fisiknya" dekat dengan sy sebagai semangat.
2. Sy jauuuuuuuh dibawah penilaian dia kalau sy tidak KAYA, belum MAPAN. TIDAK BISA DIBANGGAKAN ;-) padahal dengan cara apapun sy BERUSAHA untuk membuatnya kagum tp memang UANG merupakan standar bakunya.
3. Bukan keluarga yg uth bahkan sy cenderung TIDAK MEMPUNYAI keluarga, sy bermaksud ALL OUT untuk dia karena sy berharap dia bisa menjadi Teman, Partner, bahkan Keluarga untuk sy, tp pada kenyataannya dia memposisikan diri untuk menjauhi sy.
Recent Comments